Tuesday, February 15, 2011

tes

ngeblog pake android
Published with Blogger-droid v1.6.7

Friday, February 22, 2008

tausiyah buat saudaraku

Menjaga Harmoni Partai Dakwah Dengan Cinta

-Nasehat Untuk Pak Sekjen PKS-

DR. H.M. Idris A. Shomad, M.A

(Wakil Ketua P3ID Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah)

"Suara merdu persaudaraan sepatutnya didominasi oleh nuansa bening. Serendah-rendahnya bermuatan kelapangan hati dan setinggi-tingginya itsar : memprioritaskan saudara melebihi diri sendiri. Karena –seperti pesan Bapak Persaudaraan Islam Abad XX, asy-Syahid Hasan al-Banna, "Saudara yang lurus memandang para saudaranya lebih utama daripada dirinya sendiri. Karena seandainya ia tidak bersama mereka, maka ia tidak akan bersama siapa-siapa. Sebaliknya bila mereka tidak bersamanya, maka mereka akan dapat bersama yang lain. "Tentu saja ini sangat berat diterima oleh orang yang menafsirkannya sebagai primordialisme, sektarianisme dan fanatisme. Cobalah lengkapi dengan pernyataan sebelumnya: "Yang dimaksud dengan Ukhuwah ialah bertautnya hati dan jiwa dengan ikatan akidah. Akidah adalah ikatan paling kuat dan mahal. Ukhuwah itu saudara iman dan perpecahan itu saudara kufur". (Rahmat Abdullah, Untukmu Kader Dakwah, Pustaka Da'watuna 2004).

Berdakwah Dalam Politik atau Berpolitik Dalam Dakwah ?

Meski Terma "Partai Dakwah" belum dikenal dalam Khazanah Keilmuan Dakwah, tetapi terma tersebut paling tidak menjadi paradigma baru dan sekaligus inovasi yang dimunculkan oleh PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang mulai mampu berunjuk gigi sejak tahun 2004.

Atribut Partai Dakwah pada PKS secara implisit tertuang dalam Muqaddomah Anggaran Dasar PKS "Bertolak dari kesadaran tersebut maka dibentuklah Partai Keadilan yakni partai politik yang mengemban amanah dakwah demi mewujudkan cita-cita universal dan menyalurkan aspirasi politik kaum muslimin beserta seluruh lapisan masyarakat Indonesia".

Atribut Partai Dakwah juga secara implisit dicantumkan dalam ART Bab II Pasal 3 (antara lain disebutkan):

1. "Menyampaikan dakwah dan tarbiyah Islamiyah kepada masyarakat, khususnya umat Islam, secara benar, jelas, utuh dan menyeluruh"

2. "Mendorong kebajikan di berbagai bidang kehidupan".

3. "Memberantas kebodohan, kemiskian dan kerusakan moral".

4. "Menghimpun jiwa dan menyatukan hati manusia di bawah naungan prinsip-prinsip kebenaran".

5. Mendekatkan berbagai persepsi antara madzhab-madzhab di kalangan umat Islam". Dst.

Hal tersebut juga disebut-sebut saudara Anis dalam bukunya "Dari Qiyadah untuk Para Kader" bahwa "partai ini adalah wujud daripada gerakan dakwah kita. Partai adalah representasi keseluruhan dari total kekuatan yang kita miliki sepanjang 18 tahun pertama kita membina umat" (hal 17 alinea 1).

Dapat dipahami Partai Dakwah sebagaimana dimaksud para pendiri PKS adalah sebuah lembaga yang menjadikan partai sebagai sarana atau 'kendaraan' menyampaikan dakwah dalam segala bentuk dan aspeknya; sehingga dapat dipahami pula bahwa "Dakwah" bagi PKS adalah 'panglima' bagi perjuangan menyebarkan nilai dan prinsip kebenaran dan keadilan bagi seluruh umat di Indonesia khususnya.

Karenanya, penulis melihat bahwa Dakwah dalam konteks ini sesuatu yang dipertaruhkan dalam perjalanan sebuah partai yang senantiasa bergelut dengan beragam problematika lokal, nasional, regional dan bahkan problematika global, dan selalu berinteraksi dengan berbagai aspek kehidupan sosial politik dan ekonomi serta kehidupan keagamaan di negeri yang kental dengan fenomena keberagaman. Tidak mustahil nama Dakwah tercitrakan buruk hanya karena sikap dan perilaku para pelaku politik di partai tersebut.

Semua menantikan jawaban ril dan nyata, apakah PKS berdakwah dalam politik atau berpolitik dalam dakwah? Jika nilai dan prinsip-prinsip sebagaimana tertuang dalam AD/ART dan Falsafah Dasar Perjuangan (al-fikru al-asasi) PKS teraplikasi dalam aktifitas politik, berarti mereka benar-benar berdakwah dalam politik, artinya melaksanakan misi dakwah dan menjadikan partai (politik) sebagai sarana dan alat perjuangan mereka; sebaliknya jika sikap dan perilaku politik mereka tidak menggambarkan nilai dan prinsip-prinsip tersebut, berarti mereka berpolitik dalam dakwah, artinya menjadikan dakwah hanya sebagai tameng untuk kepentingan politik, atau lebih populer dengan istilah hizbiyah (fanatis golongan atau sektarianisme dalam politik).

"Dari Qiyadah Untuk Para Kader".

Ungkapan di atas adalah judul sebuah buku yang merupakan kumpulan dari arahan-arahan saudara Anis Matta Sekjen PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Buku ini mempunyai tiga judul yang berbeda, pertama sebagaimana tercantum dalam lembaran pertama cover buku "Dari Qiyadah untuk Para Kader", judul kedua sebagaimana termaktub dalam penjelasan lembaran kedua cover buku "Dari Qiyadah untuk Kader", judul ketiga sebagaimana termaktub dalam cover depan "Integrasi Politik dan Dakwah" –seri pemikiran Anis Matta-.

Sepintas buku ini merupakan acuan dan arahan politik PKS untuk para kedernya, sebab kata "Qiyadah" menggambarkan pimpinan institusional partai, seakan arahan-arahan dalam buku ini merupakan arahan formal yang mencerminkan persepsi dan pemikiran para pimpinan partai.

Namun mencermati isi kandungan buku ini, penulis meragukan kesan tersebut; karena terdapat paradoks intelektual dari pemikiran-pemikiran di dalamnya, dari soal analisa sejarah politik Islam, persepsi harta dan uang, sampai masalah institusi partai; keraguan penulis itu muncul karena pengetahuan penulis dari bacaan buku-buku PKS dan pengalaman interaksi penulis dengan para elit dan kader-kader intelektual PKS.

Syukurlah pada cover depan buku dicantumkan kata "seri pemikiran Anis Matta", yang sedikit menjelaskan bahwa isi buku ini ternyata hanya sekedar lontaran pemikiran saudara Anis Matta. Tetapi kesan bahwa pemikiran-pemikiran tersebut adalah pemikiran para pemimpin partai akan tetap ada, karena seorang Anis tidak bisa dipisahkan dari pimpinan (qiyadah) PKS disamping posisinya kini sebagai pejabat publik. Mungkin akan beda kesannya jika yang menyatakan dan melontarkan adalah seorang anggota biasa.

Betapapun banyaknya kejanggalan dan keganjilan pemikiran dalam buku ini, akan tetapi penulis melihat adanya nilai-nilai positif di dalamnya, seperti daya stimulan dan spirit motivasi kepada kader-kader PKS dalam menjalankan roda kendaraannya sesuai visi dan misi partai menuju Indonesia yang adil dan sejahtera.

Sebelum saya membaca buku "Dari Qiyadah kepada Kader", saya telah membaca buku-buku Saudara Anis seperti "Menyongsong Abad 21", "Membentuk Karakter Islami", "Indahnya Demokrasi", juga tulisan-tulisannya di majalah Tarbawi; saya mendapatkan banyak hal yang memberikan inspirasi kebangkitan pemikiran Islam yang bernuansa spiritualitas Islam menuju peradaban bermoral yang mesti dilakoni oleh para pahlawan muslim yang gigih dan mampu mengusung mega proyek tersebut.

Namun setelah membaca buku "Dari Qiyadah untuk Para Kader" dan mendengar rekaman arahannya dalam CD-Rom, penulis mendapatkan kejanggalan dan keganjilan, bahkan kecurigaan terhadap arah dan orientasi pemikiran Saudara Anis, khususnya saat menyinggung masalah keuangan dan ilustrasi dari persepsi tentang harta. Seakan peradaban yang diimpikannya adalah peradaban yang mengandalkan uang yang dijadikan sebagai tujuan bukan alat dan sarana. Sikap itu membuatnya tega menyatakan "Masyarakat Indonesia ini rusak salah satu indikasinya karena orang-orang shalehnya sebagian besar adalah para fuqara dan masakin. Ahlul masjid di negeri ini terdiri atas fuqara dan masakin" (hal: 65, alinea 3).

Mungkin tujuan saudara Anis baik, yakni memotivasi kader untuk aktif membantu partai mencarikan dana organisasi dan mengharap munculnya para pengusaha muslim yang berafiliasi kepada pembangunan negara yang adil dan makmur; tetapi sangat naif bagi seorang pejabat publik muslim dan elit politik partai Islam seperti saudara Anis ketika harus mengatakan "Kalau kita melihat mobil bagus, rumah bagus, hinggap sebentar mobil itu, sapu baik-baik lalu berdo'alah" (hal 79, alinea 2).

Saudara Anis juga merasa selama belajar agama tidak pernah diajarkan pemahaman keagamaan tentang kekayaan, padahal yang saya tahu tempat belajarnya di LIPIA diajarkan Bab al-Buyu' dalam mata kuliah fiqih, disana dipelajari fiqih muamalat yang berorientasi kepada cara-cara berbisnis yang bermoral, belum lagi dalam mata kuliah hadits juga banyak dipelajari hadits-hadits tentang harta; jadi kalau dia tidak merasa itu semua sama halnya tidak memahami arah pemikiran para ahli fiqih dalam bahasan-bahasan fiqihnya, mungkin diantara faktornya adalah saudara Anis saat itu belum memiliki sense of bussines yang tajam seperti saat ini ketika merasakan sulit mendanai PILKADA-PILKADA di alam demokrasi yang masih bernuansa materialistis ini.

Re-Moderisasi Pemikiran Partai Dakwah.

Mencermati pemikiran PKS dalam dokumen-dokumen dan data-data manuskrip PKS, penulis melihat dan menilai bahwa PKS memiliki pemikiran yang moderat (laa ifroth walaa tafrith), yang memadukan antara asholah (orisinalitas) dan mu'asharah (modernitas) , mengawinkan antara idealita dengan realita.

Membaca buku "Dari Qiyadah untuk Para Kader" penulis melihat terdapat pemikiran yang melawan Moderasi Pemikiran PKS. Sebagai contoh dapat disebutkan disini, di satu sisi terdapat idealita "Negeri ini (Indonesia) akan menjadi Kiblat Politik Dunia Islam" (hal 23, alinea 3), dikuatkan dengan kutipan tulisan Malik bin Nabi "apabila dunia Islam ingin bangkit maka dunia Islam membutuhkan semua sandaran spiritual yang sangat kokoh. Dan sandaran spiritual yang kokoh itu sangat mungkin atau bahkan hanya mungkin diperoleh kaum muslimin di seluruh dunia Islam dari sebuah negeri yang bernama Indonesia" (hal 21 alinea 1); idealita itu jika tidak diimbangi dengan pandangan terhadap realita umat Islam baik dalam tataran individu maupun kelembagaan bagi organisasi massa atau organisasi politik Islam termasuk kondisi PKS masa kini, akan membuat para politisi termasuk saudara Anis memaksakan diri membawa semua permasalahan kepada aktifitas politik, hal itu terbukti ketika dia melihat cita-cita dakwah perolehan partai-partai Islam 50+1, karena dia mengkapitalisasi kesolehan masyarakat dengan hitungan angka-angka politik, katanya: "yang kita maksud dengan masyarakat islami secara kuantitatif adalah apabila jumlah orang soleh di negeri ini lebih dari 50%" (hal 19 alinea 3); dan hitungan tersebut dikonversi dengan perolehan suara PEMILU. Padahal pemilih partai islam belum tentu karena kesolehannya, mereka memilih bisa karena figurnya, bisa karena uangnya, bisa karena faktor-faktor lain.

Asholah (orisinalitas) pemikiran PKS yang lain adalah prinsip Tsiqah (Trust), prinsip ini juga disebut-sebut saudara Anis dalam bukunya, bahwa tsiqah merupakan alat ukur soliditas kader dari hasil tarbiyah; namun dia mungkin lupa bahwa Tsiqah tidak bersifat konstan, tetapi ia seperti iman yang berkarakter fluktuatif, naik turun. Bedanya dengan iman, fluktuasi tsiqah melihat obyek tsiqah disamping subyeknya.

Saudara Anis melihat tsiqah dari sisi subyeknya saja, seakan ia ingin mengatakan kepada setiap kader untuk menanamkan tsiqah kepada qiyadah. Saya sangat setuju dengan pernyataannya tersebut, sebab tanpa trust kepemimpinan tidak akan mampu eksis dan apalagi mengakses program-programnya; tetapi tsiqah seseorang bisa saja akan naik sebagaimana bisa turun hanya karena disebabkan oleh sikap perilaku qiyadah yang kurang 'mengenakkan' .

Mungkin saja sikap dan perilaku yang menjadi pemicu tsiqah itu sesuatu yang dianggap sepele atau hal yang kecil oleh qiyadah, tapi qiyadah yang bijak adalah yang tidak apriori, ia mesti melongok juga barangkali hal yang dianggapnya kecil adalah besar dalam pandangan orang lain. Seperti gaya hidup seseorang, mungkin sebagian orang melihatnya hal yang sepele, tapi dalam pandangan orang lain mungkin sesuatu itu dapat menyinggung perasaan seseorang, apalagi di masa-masa krisis ekonomi, karenanya bisa menjadi masalah besar. Paling tidak menjadi pemicu munculnya masalah besar di sebuah komunitas.

Dari sana dapat dipahami mengapa Rasulullah saw memerintahkan Abu Bakar ash-Shiddiq agar segera kembali menemui para shahabat non-arab yang sebagai kader dakwah Rasulullah saw (Bilal, Salman dan Shuhaib r.a) ketika Abu Bakar r.a mengatakan kepada mereka "apakah kalian sedang menceritakan seorang tokoh besar Quraisy (maksudnya Abu Sofyan)", Penulis memahami bahwa Rasulullah saw ingin menegaskan kepada kita pentingnya menjaga hati, sebagaimana beliau ingin mengajarkan kepada para pemangku jabatan budaya meminta maaf kepada orang meskipun posisinya sebagai prajurit biasa.

Kadang-kadang juga cara komunikasi seseorang bisa menjadi pemicu munculnya ketidak-tsiqohan di antara mereka. Mungkin masalah ini sepele jika dibanding agenda besar yang sedang ditekuni PKS, yaitu meniti membangun peradaban yang bermoral. Tetapi ingat sesuatu yang besar itu dimulai dari yang kecil, jangan menyepelekan sesuatu yang kecil lantaran obsesinya meraih sesuatu yang besar. Rasulullah saw ditegur Allah SWT ketika bersikap acuh kepada seorang Ibnu Umi Maktum lantaran keinginan besar Rasulullah saw yaitu keislaman para pembesar Quraisy (baca QS. 'Abasa 1-10 dan al-Kahfi: 28).

Tsiqah juga sejatinya teraplikasi dari dua arah (tsiqah mutabadilah), tsiqah qiyadah kepada kader dan tsiqah kader kepada qiyadah; kader mesti tsiqah kepada qiyadah bahwa segala kebijakan dan arahan mereka demi kemaslahatan dakwah dan umat, sebaliknya qiyadah juga mesti tsiqah kepada kader bahwa segala nasehat dan kritik dari kader kepada qiyadah karena kecintaan dan demi kebaikan dakwah dan umat.

Demikian prinsip tabayyun, bukan prinsip yang aplikasinya hanya berupa tuntutan kepada orang lain untuk melakukan klarifikasi, tetapi sejatinya pihak 'tertuduh' atau 'tergosip' juga mesti introspeksi diri "mengapa orang melakukan hal iitu terhadap diri saya".

Harmonisasi Hubungan Dari QOLBU

Qolbu (hati) adalah pengarah sejati bagi sikap dan perilaku manusia, sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam haditsnya yang shahih.

Perbedaan pendapat merupakan keniscayaan dalam keberagaman latar belakang pendidikan, budaya dan tradisi suku bangsa pada komunitas tertentu. Bahkan perbedaan tersebut dapat menjadi sarana peningkatan kedewasaan seseorang dalam interaksinya di suatu komunitas. Sebab perbedaan-perbedaan itu dapat melahirkan itsro' fikri (pengayaan perbendaharaan pemikiran), disamping mengajarkan pengendalian diri agar tidak apriori dan merasa benar sendiri. Karenanya dapat dipahami urgensi syuro dalam organisasi.

Penulis yakin bahwa Majlis Syuro PKS sebelum memutuskan sebuah perkara, menerima begitu banyak pendapat yang berbeda, tetapi Majlis itu mesti memberikan satu keputusan, berarti ada pendapat yang 'dikalahkan' atau 'dikesampingkan' . Sebagai anggota majlis syuro yang dewasa dan arif tentunya menerima hasil keputusan syuro dengan lapang dada meskipun tidak seperti pendapat dan ide-idenya yang cemerlang. Karenanya ia tidak menyatakan statement lain di luar hasil syuro tersebut.

Saudara Anis adalah bagian dari personil pimpinan partai. Penulis sangat yakin saudara Anis memahami bahwa keberhasilan PKS bukan hanya kerja satu dua orang, kesuksesan yang diraih merupakan hasil dari kerja sama elemen partai secara menyeluruh, baik qiyadah maupun kader; jangan ada yang merasa paling berjasa, sebaliknya jangan pernah ada yang merasa rendah diri hanya karena kerja-kerjanya tidak nampak pada publik dan media.

Dahulu guru saya dan guru kita semua KH Rahmat Abdullah –rahimahullah- mengajarkan sebuah ilustrasi 'amal jama'i itu seperti jam dinding yang baik dan indah; meskipun yang nampak hanya jarum panjang, jarum pendek dan tampak luar lainnya, tetapi jam tersebut tidak dapat bekerja dengan baik dan tidak dinilai baik oleh orang lain tanpa kerja-kerja mur yang paling kecil di dalam jam tersebut yang tentunya tidak nampak dalam pandangan.

Khitaman...

"Menjaga Harmoni Partai Dakwah Dengan Cinta" , judul tulisan ini merupakan salah satu asas 'amali kerja-kerja dakwah apapun eranya, sejak era nukhbawiyah sampai era mu'assasi dan bahkan era dauli, asas 'amali ini sejatinya tetap melekat pada setiap da'i; demikian yang diajarkan oleh guru dan murobbi para da'i Imam Hasan al-Banna ketika menyusun do'a Rabithah dan meminta kepada para kader dakwah untuk melantunkannya di pagi dan sore hari :

اللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هذِهِ الْقُلُوبَ قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكَ

وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيعَتِكَ

فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا وَأَدِمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَا سُبُلَهَا وَامْلأَْهَا بَنُورِكَ الَّذِي لاَيَخْبُو

وَاشْرَحْ صُدُورَهَا بِفَيْضِ الإِيْمَانِ بِكَ وَجَمِيلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ

وَأَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِي سَبِيلِكَ

إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِير

Jangan-jangan kekeringan hubungan para kader dan atau hubungan qiyadah dengan kader, dan atau hubungan antar qiyadah hanya gara-gara lupa tidak membaca do'a ini. Mari menjaga harmoni Partai Dakwah dengan cinta. Cinta sejati, cinta berdasarkan mahabbatullah, cinta berlapiskan akhlak mulia dan etika sopan santun serta cinta berhiaskan sikap perilaku saling menghargai dan menghormati orang lain. Allahu A'lam Bish-showab.

Wednesday, February 20, 2008

PKS adalah Masa Depan

M. Anis Matta (Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional)
Patra Jasa Semarang, 17 Februari 2008
Sosialisasi PEMILU Wilda WIJAYA


PKS adalah Masa Depan

Ustadz memulai dengan “Saya rasa antum tidak perlu taujih, visi misi sudah jelas, kita hanya tinggal menunggu takdir baik kita di 2009”. Takdir bukanlah sesuatu yang kita ciptakan, akan tetapi ia sesuatu yang kita ‘ikut’ ciptakan. Antara kehendak kita yang kits harapkan bertemu dengan kehendak Allah.
2009 adalah tahun keajaiban bagi banyak orang, banyak orang2 diluar PKS mengatakan 20% terlalu besar untuk PKS. Ikhwah di DPP bilang: “hanya keajaiban yang buat kita bisa dapat 20%”, saya bilang: “maka keajaiban itu harus kita wujudkan 2009 nanti. Bahkan, kalau 20% itu keajaiban, maka kita ingin melampaui keajaiban itu. 20% adalah angka yang harus kita lampaui akhi.”
Kita adalah anak2 muda. Anak-anak muda ada untuk menciptakan keajaiban, partai ini bertugas untuk ciptakan keajaiban. 20% adalah tugas sejarah untuk kita. Umar ibn Khotthob pernah mengatakan: “setiap saya menghadapi masalah yang rumit, saya panggil anak muda”

SBY pernah ditanya: “kenapa minta didukung PKS?” jawabnya: “saya butuh dukungan moril dari PKS” –beliau tahu, bahwa kita ini tidak bisa diharapkan untuk dukungan dana, karena PKS gak punya duit.

Tahun ‘70-an presiden Korsel Park Jung He ke aceh, dia lihat ayat Qur’an di sebelah baiturrahman: “Innallaah laa yughoyyiru maa biqoumin, hatta yughoyyiru maa bi anfusihim” –beliau bertanya; “artinya apa?”, “Tuhan tidak mengubah keadaan suau kaum, sampai kaum itu yang mengubah keadaannya sendiri”. Jadilah ayat itu dicatat, kemudian dibawa ke Korsel untuk dijadikan slogan resmi pemerintah; “Tuhan tidak mengubah keadaan korea selatan, sampai rakyat korea yang mengubah keadaannya sendiri”. Padahal hanya satu ayat tapi luar biasa hasilnya sekarang. Kalau kita karena kebanyakan ayat, ada 6666, jadi bingung mau mulai dari mana.

Pendiri republik ini adalah anak muda, hanya saja pemuda yang memulai dan melaksanakan reformasi tidak memimpin reformasi. Ini yang salah. Ini menimbulkan ketidakpastian, maka inilah tanggungjawab kita untuk mengakhiri ketidakpastian. Mereka yang mengisi era pasca orba adalah orang yang menghabiskan 30 tahun hidupnya di orde baru, ini dalam bahasa manajemen disebut dismatch/diskontinu.

Karena realitas berubah, tapi pikiran tidak berubah.

Gaya kepemimpinan yang ditawarkan PKS adalah egaliter, demokratis. Dalam politik indonesia belakangan, parpol tidak tawarkan sesuatu yang baru bagi masyarakat, sehingga Suharto bisa naik kembali menjadi presiden Indonesia yang paling dicintai rakyatnya diantara presiden2 republik ini yang pernah ada. Kami menyebut masa ini sebagai: kepemimpinan nasional yang disconnecting dengan bangsanya sendiri.

Maka kami tegaskan, bahwa 20% ini bukanlah angka, tetapi simbol dari tekad.

Ketika Hasan al Banna memulai dakwahnya di Mesir, saat itu mesir masih dijajah Inggris. Imam syahid mengawali dengan 7 sasaran dakwah, dan poin ke-7 adalah Ustadziyatul ‘alam. Sebuah cita-cita besar. Bangsa yang sedang dijajah ingin menjadi guru bagi peradaban manusia. Ini menghasilkan utopia, yang mana orang2 bersahaja saat itu percaya bahwa hal ini bisa diwujudkan, meskipun tidak pada masa mereka.

Hampir seratus tahun kemudian, 80 tahun sekarang, IM menjadi jama’ah yang legendaris karena cita-citanya jauh mendahului langkah kakinya. Karena orang itu dipimpin bukan oleh seorang al Banna, tetapi oleh ide-ide besar.
Seorang guru pernah membawa mangkuk besar kemudian diisi batu-batu besar sambil bertanya pada murid2nya: “apakah mangkuk ini sudah penuh” –sudah, jawab muridnya. Kemudian sang guru mengisi mangkuk itu dengan pasir, dan pasir itu memenuhi sela antara batu-batu besar, kemudian sang guru kembali bertanya:“sudah penuhkah mangkuk ini?” –kali ini murid terpecah menjadi dua; ada yang bilang sudah, ada yang bilang belum, meskipun tidak tahu dimana belumnya. Kemudian guru itu menyiramkan air kedalam mangkuk, dan air itupun membasahi pasir dan memenuhi mangkuk itu sekali lagi.

Kemudian guru itu mengambil mangkuk yang baru, dan diisinya dengan pasir, sejenak kemudian ia berkata: “apakah mangkuk ini masih muat untuk batu2 besar ini?”-spontan para murid mengatakan :”tidak”, -“maka seperti itulah kepala kita, jika kita isi dengan hal-hal yang kecil, maka ia tidak akan pernah sanggup diisi oleh ide-ide besar. Fikirkanlah ide-ide besar, maka hal yang kecil akan termuat dengan sendirinya.”

Lalu kenapa PKS harus diiberi kesempatan memimpin republik ini?

Jawabannya tidak ada kecuali karena satu hal: “Keadilan” ; karena jika kita sudah melihat para pemimpin lain sudah pernah gagal, tolong beri satu kesempatan pada kader-kader PKS untuk memimpin bangsa ini dan ikut gagal bersamanya. Tapi jika kita bisa mengubah itu? Kita tidak butuh terima kasih dari Indonesia.
Islam dan keIndonesiaan harus menjadi satu, setiap jengkal wilayah teritorial republik ini adalah lahan dakwah kita. Islam dan keIndonesiaan ibarat isi dan kulit, ibarat makna dan kata.
Ini adalah cerita kita sekarang, cerita bagaimana kita mulai sejarah kemenangan dan menutupnya, cerita tentang bagaimana PKS menyiasati semua keterbatasannya. Memenangkan pemilu 2009 adalah tugas sejarah bagi PKS.
Jika kita membayangkan layar komputer atau display HP di masa depan. Fitur apakah yang kita inginkan terpampang sebagai fitur utama? Jika Layar komputer dan display HP itu adalah indonesia, maka kita ingin PKS menjadi fitur utamanya.

PKS adalah fitur masa depan Indonesia.

Hal ini dikarenakan 2 hal: Ide besar dan great performance. Semua ini ada di PKS. Dan partai apapun yang mampu tawarkan solusi bagi Indonesia akan memimpin republik ini.
Banyak orang makan, sampah akan banyak, sampah adalah problem. Partai yang bisa memberikan solusi untuk sampah: adalah masa depan. 230 juta penduduk indonesia dan terus bertambah, membutuhkan lapangan kerja, mengakibatkan pengangguran. Partai yang bisa memberikan solusi untuk pengangguran: adalah masa depan.

PKS adalah simbol dari ide-ide besar dan kinerja-kinerja besar.

Soekarno mampu memimpin bangsa ini 20 tahun. Kenapa? Karena legendaris, berfikir tidak seperti orang lain berfikir, Soekarno memikirkan revolusi. Soeharto 32 tahun? Kenapa? Karena ide besar itu bernama pembangunan. Kenapa para Presiden republik ini yang menjabat setelah reformasi hanya bertahan 12-16 bulan? Karena mereka berfikiran pendek dan tak ada ”narasi besar” dalam fikiran mereka.

Penafsiran tunggal bahwa reformasi adalah antitesis dari orde baru adalah kesalahan. Orde lama dan baru memiliki kekurangan, sebagaimana mereka juga memiliki kebaikan. PKS adalah matchmaker, PKS mensintesa kebaikan-kebaikan periode sebelum reformasi. Kita mensintesa demokrasi dan kesejahteraan. Demokrasi orde lama yang mengeliminsai kesejahteraan, dan kesejahteraan orde baru yang mengeliminasi demokrasi.

Jika PKS bisa mewujudkan sintesa ini,Maka Kita adalah Masa Depan

PKS menggabungkan orde lama yang adil tapi tidak makmur, dan orde baru yang sejahtera tetapi tidak demokratis. Maka nama partai ini adalah Partai Keadilan Sejahtera. Jika sekarang kita membuat program “PKS mendengar”, sudah saatnya kita memulai ujung dari program ini, yaitu “PKS bicara”

Muhammad Iqbal dalam sebuah puisinya berkata:
Tuhan,
Ajarilah kami kembali ajaran tentang cinta.
Biar kami bisa kumpulkan lidi-lidi yang berserakan ini menjadi satu

Kita adalah simbol perekat yang akan memimpin reformasi.

Lidi kita adalah lidi yang bersih, tapi belum mampu bersihkan kotoran. Kita harus bersatu dengan lidi lain yang meskipun masih kotor tapi kita membentuk sapu lidi bersama. Itulah yang dituntut dari PKS sebenarnya, tidak hanya bersih, tetapi juga membersihkan. Kenapa reformasi jalan di tempat? Karena semua orang yang punya potensi tidak tahu dimana tempatnya.

KPK anggarannya 78 M setahun, tapi uang yang dikembalikan ke pemerintah dari korupsi setahun 24 M. Kasus BI adalah uang 100 M, tetapi anggaran untuk mengembalikan kepercayaan pasar dan menstabilkan pasar akibat skandal itu yang harus dikeluarkan BI adalah 5,5 M $. Padahal 100 M itu hanya 10 juta $ paling banyak. Ini cara membunuh nyamuk dengan meriam.

Kita selalu menjadi yang pertama di tempat bencana, tapi sendirian disana tidaklah cukup, kita harus menjadi unsur perekat yang membuat seluruh warga indonesia peduli, itu baru cukup.

Berkumpul tanpa dipimpin itu seperti kita hadir dalam sebuah dauroh, tempat sudah penuh, tapi tidak ada yang membuka dan memimpin acara, tak ada yang dikerjakan bersama, semua hanya datang dan berbicara diantara mereka tentang kebaikan dan kerja bersama. Perkumpulan tersebut adalah sia-sia.

Maka matchmaker ini harus dibarengi dengan satu kemampuan lain: Inovator

Inovator adalah berfikir lebih cepat. Fikiran kita mendahului langkah kita dan langkah orang lain, bahkan langkah semua orang di republik ini.

Seorang ulama dakwah menyatakan:
“Jika satu jama’ah itu hanya dipenuhi oleh massa yang banyak, maka jama’ah itu akan punya jangkauan tangan dan kaki yang panjang tapi jangkauan mata yang pendek, sehingga sering tersandung dan jatuhlah jama’ah itu. Sebaliknya jika sebuah jama’ah itu hanya punya massa yang sedikit, meskipun banyak intelektual maka jama’ah itu akan memiliki jangkauan mata yang luas tetapi jangkauan tangan yang pendek, sehingga hanya bisa berangan-angan tapi kemudian bersedih”

Maka Ibnu Qayyim mengatakan tidak boleh melihat akhwat, karena itu akan mewariskan kesedihan. Pandangan mata akan diikuti hasrat, tetapi hasrat diikuti ketidakberdayaan. Maka ia hanya akan mewariskan kesedihan.
Kita memiliki semua yang dibutuhkan masyarakat; massa besar, tertib, santun, militansi, visi misi, kesetiaan, ketaatan, semua.

Mengapa Zhilal itu legendaris? Karena ia mengembalikan makna wahyu, bahwa al-Qur’an diturunkan ayat demi ayat untuk menjawab setiap dimensi kemanusiaan yang terjadi dikalangan sahabat. Bahwa wahyu selalu mendahului langkah kaki para sahabat.

Dua tahun sebelum fathu makkah, Allah sudah menurunkan ayat: “inna fatahna …” –jika sampai masanya kalian akan masuk baitullah dengan aman. DR. Said Ramadhon al Buthi dalam Fiqhu Shirah menjelaskan bahwa pada saat ayat tersebut diturunkan, mayoritas sahabat tidak tahu apa arti dari ayat tersebut. Sampai mereka mengalaminya 2 tahun kemudian dan tersadar bahwa Al-Qur’an telah mendahului mereka.

Perang Uhud sudah diramalkan 1 tahun sebelumnya pada surah Al-Anfaal, Allah sudah memperingatkan kaum muslimin agar tidak tergoda. Kenyataannya setelah perang itu benar-benar terjadi dan menyebabkan Hamzah bin Abdul Mutholib –paman nabi, Mush’ab bin Umair –sahabat yang sangat dicintai Nabi, dan 70 sahabat syahid. Allah tidak kemudian menghinakan, tetapi turun ayat “laa khoufu, walaa tahzanu…”

PKS akan menjadi inovator hingga nanti di republik ini masyarakat non-muslim akan mengatakan: “Perbedaan agama sudah tidak relevan sekarang”, dan masyarakat Muslim akan mengatakan: “Memang andalah yang menampilkan Wajah Islam dengan benar”

7 Kata kunci strategi pemenangan pemilu 2009 tidak perlu dihafal sebagaimana antum hafalkan al-Fatihah. Hanya butuh keyakinan & senyuman, kemudian rasakan aura kemenangan dan sebarkan itu kepada para kader dakwah.

Itulah yang dirasakan para sahabat yang berperang bersama Kholid bin Walid, mereka tidak pernah bertanya strategi, taktik, tahapan seperti apa. Berperang bersama akh kholid saja itu sudah cukup. Begitulah semangat dengan keyakinan.

Khalid bin Walid ketika membebaskan Palestina diajak berunding oleh para pendeta, pendeta itu tahu bahwa mengalahkan Khalid dalam peperangan adalah mustahil, maka mereka berniat meracun Khalid bin Walid. Khalid tahu persis itu yang para pendeta itu lakukan, akan tetapi Khalid tetap meminum air beracun itu untuk mengatakan pada musuh Allah itu: ”Dengan izin Allah, racun ini tidak akan membunuhku”, sambil membaca do’a yang setiap hari kita baca dalam ma’tsurat: “Bismillaahilladzii laa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi walaa fis samaa’ wahuwas samii’ul ‘aliim”

Di Afrika, semua rusa bangun di pagi hari dengan satu kesadaran, bahwa jika mereka tidak berlari lebih kencang dari singa, maka mereka akan mati dimakan. Di Afrika, semua singa bangun di pagi hari dengan satu kesadaran, bahwa jika mereka tidak berlari lebih cepat dari rusa, maka mereka akan mati kelaparan.
Di Indonesia, semua petinggi partai lain bangun di pagi hari dengan satu kesadaran, bahwa jika mereka tidak berlari lebih cepat dari PKS, maka konstituen mereka akan habis, dan PKS akan menang di 2009.
Kita telah menyampaikan pesan pada mereka melalui ratusan pilkada di daerah, bahwa setiap kita menang, kita memperolehnya dengan sarana yang pas-pasan. Dan ketika mereka menang, mereka membayarnya dengan harga yang terlalu mahal. Pesan itu telah jelas di kepala mereka: “Pertarungan jangka panjang melawan PKS bukan suatu pekerjaan yang mudah”. Dalam keadaan miskin saja mereka harus setengah mati kalahkan kita.

Sekarang ini pesan-pesan ini telah sampai, pasca mukernas bahkan orang partai lain sudah berfikir: “PKS sudah masuk kandang kita”. Top ten media adalah Mukernas, 5 dari narasumber terbanyak yang dihubungi selama pekan ini oleh media adalah PKS.

Dan ini semua hanya ‘isyarat pendahuluan’.

Sejarah seperti apa yang ingin kita tulis? Mari berimajinasi, saat 20, 30, 40 tahun lagi guru SD IT bercerita tentang sejarah hari ini kepada cucu-cucu kita, “dahulu kala.. ada sebuah partai..”. Maka ending cerita ini jelas, bahwa 20% adalah tugas sejarah untuk kita.

Sepanjang tahun saya selalu ditanya oleh Suara Pembaharuan dengan pertanyaan yang sama: “Apakah anda ingin membuat partai lagi jika PKS tidak lolos ET?”, maka saya menjawab: “jika 1999 kemarin kita tidak lolos kemudian kita membentuk PKS, maka 2004 kami akan membentuk Partai Keadilan dan Sejahtera dan Kebahagiaan, dan jika 2009 kita masih tidak lolos juga, kami akan membentuk Partai Keadilan dan Sejahtera dan Kebahagiaan dan Kehormatan”

Wa antum a’lamu inkuntum mukminiin, kemudian pertanyaan itu sekarang berubah: “Apakah PKS siap memimpin republik ini?”… kita menjawab: “20% adalah cerita yang kita buat hari ini” ■

Ditulis oleh : Imam Manggalya (Ketua BEM KU UGM 05-06)

Saturday, October 14, 2006

Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut....

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).

Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu’ah, 62:8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)


Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut

Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.


Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!


Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Amin !

(Sumber Tulisan Oleh : NN, dikumpulkan dari berbagai sumber)
www.kebunhikmah.com

Wednesday, August 16, 2006

Siroh Sahabat

Abu Bakar Ash-Shidiq r.a, Sahabat Yang Dijamin Masuk Syurga

Ia Adalah Orang Pertama Yang Akan Masuk Surga Setelah Rasulullah SAW

Ketika Rasulullah Muhammad Saw menceritakan suatu kisah yang berkaitan dengan peristiwa Isra Mi’raj, beliau berkata, “kemudian Jibril menarik tanganku untuk menunjukkan kepadaku pintu surga yang akan dimasuki oleh umatku.”

Mendengar cerita Rasulullah Saw. Abu Bakar r.a. berkata dengan penuh semangat dan kerinduan, “Wahai Rasulullah aku ingin berada denganmu ketika itu, sehingga aku juga dapat melihat pintu surga tersebut.”

Rasulullah Saw terdiam sejenak dan berkata, “Kamu adalah orang pertama diantara umatku yang akan memasuki pintu surga tersebut.”


Ia Adalah Orang Yang Paling Banyak Disambut Oleh Seluruh Penghuni Syurga

Dilain waktu dikisahkan ketika Nabi Saw berkata, “Akan masuk surga seorang laki-laki yang mendapatkan sambutan penuh para penghuni surga, hingga masing-masing dari mereka berkata, “Selamat datang…datanglah kesini… datanglah kesini…”

Dengan penuh kerinduan, Abu Bakar r.a. berkata, “Wahai Rasulullah Saw, apakah yang telah diperbuat oleh orang itu sehingga ia bisa masuk surga?”

Mendengar perkataan Abu Bakar r.a. Nabi Saw. memandanginya dengan pandangan yang cerah dan mendalam lalu memberikan kabar gembira kepadanya dengan perkataannya, “Wahai Abu Bakar, orang tersebut adalah engkau.”


Seluruh Pintu Surga Akan Berebutan Memanggilnya Mengajaknya Masuk

Ketika Rasulullah Saw. itu berkata, “Barang siapa yang mengeluarkan dua macam harta fi sabilillah, maka ia akan dipanggil dari pintu surga… Wahai hamba Allah, sungguh ini perbuatan baik. Dan barang siapa yang selalu melaksanakan shalat, akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barang siapa yang ikut berjihad, ia akan di panggil dari pintu jihad. Dan barang siapa yang selalu melaksanakan puasa, akan dipanggil dari pintu yang memancarkan air yang segar. Dan barang siapa yang selalu memberikan sedekah, akan di panggil dari pintu sedekah”.

Maka kemudian Abu Bakar r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah bisa seseorang dipanggil dari semua pintu surga tadi?” Mendengar pertanyaan Abu Bakar r.a. itu bibir Rasulullah Saw terbuka lalu berkata, “Ya, dan aku sangat berharap engkau termasuk satu diantara orang yang dipanggil dari semua pintu surga.” HR. Bukhari )


Bidadari Tercantik Telah Disiapkan Untuk Abu Bakar Ash – Shiddiq ra

Manakala Nabi Saw. dimikrajkan keatas langit dan memasuki surga Adn, beliau melihat seorang bidadari yang sangat cantik bagaikan bulan purnama yang kecantikannya tidak ada bandingannya. Bulu matanya lentik bagaikan lambaian sayap burung rajawali. Kemudian, Rasulullah Saw. bertanya kepadanya, “Untuk siapa kamu?”

Ia menjawab pertanyaan Rasulullah Saw, “Aku (dipersiapkan) untuk seorang khalifah setelah engkau”.



Dikutip dari Buku 100 Kisah Teladan Abu Bakar RA, penulis: M. Shiddiq Al-Minsyawi

Kisah Sepotong Kain Putih

Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan,
Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli.

Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya,
Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal,
Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita,
Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur,

Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu,
Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko,
Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu.
Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.

Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir,
Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan,
Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat,

Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan,
Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya…

Sumber : www.kebunhikmah.com